Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Kalau mati dalam pertempuran ini, satu permintaan saya: Kuburkan saya di pulau
seberang teluk ini." Begitu kata Raden Mas Arya suatu saat sebelum bertempur dengan
warga Negeri Kelumbayan yang akhirnya dia tewas. Dan, atas kiluan (bahasa
Lampung: permintaan) itu, masyarakat menguburkannya di tengah pulau yang
ditunjuknya.

Kejadian tersebut menjadi legenda di tengah masyarakat atas nama Pulau Kiluan di
Pekon Negeri Kelumbayan, Kecamatan Kelumbayan, Tanggamus. Meskipun banyak versi cerita
dalam legenda nama pulau itu, pada dasarnya begitulah masyarakat asli di sana bercerita.

Legenda masyarakat tersebut dikuatkan dengan adanya tumpukan batu semacam
makam pada puncak ketinggian di tengah pulau. Menurut masyarakat setempat, lokasi tersebut
terdapat makam Raden Mas Arya. Selain lokasi tersebut dijadikan tempat yang dikeramatkan,
juga banyak kejadian-kejadian mistik di pulau itu. "Ada kebiasaan masyarakat yang melarang
untuk tidak mandi di tegi ghani atau sekitar pukul 11 siang di pantai pulau itu," kata Cik Mat,
warga setempat yang berkunjung saat digelar malam ramah tamah rombongan peserta Kiluan
Fishing Week dengan masyarakat setempat di Pulau Kiluan itu awal September 2006.

Legenda berawal saat pada era mulai runtuhnya Kerajaan Majapahit dan Islam masuk
Indonesia. Di kawasan awalnya menjadi umbul atau perladangan masyarakat Pekon Bawang,
dikenal seorang pendatang yang sangat sakti. Dia adalah Raden Mas Arya, ada dua versi asal
orang tersebut ada yang menyebut berasal dari Malaka juga ada yang menyebut dari kawasan
Banten.

Karena kesaktiannya yang belum terkalahkan pada saat itu, bahkan karena
kesaktiannya dia dapat mengetahui kapan ajalnya akan tiba. Dan, suatu hari Raden Mas Arya
ditantang tanding salah seorang warga setempat (masyarakat tidak mengetahui siapa identitas
penantang ini). Menurut salah satu versi, sang penantang ini adalah seorang guru silat dari
daerah Kotaagung, Tanggamus.

Karena tahu ajal segera tiba di tangan penantangnya itu, Raden Mas Arya meminta
dimakamkan di suatu pulau. Dia juga memberi tahu kelemahannya pada bagian tertentu
tubuhnya yang ditusuk dengan senjata bukan dari besi. Sesuai dengan permintaannya,
dimakamkanlah Raden Mas Arya di pulau yg diberi nama kiluan. "Mayatni dikubur dija, sangun
sina kiluan ni (Mayatnya dikubur di sini, memang itu permintaannya," kata Mat Cik.

Menurut seorang aktivis Yayasan Cinta Kepada Alam (Cikal) Yeye, memang ada
legenda seperti itu. Namun, dari berbagai cerita yang didapatnya, ternyata banyak versi yang
menjadikan nama pulau itu salah satunya cerita Raden Mas Arya.

Di bukit di tengah pulau itu ada ritual tertentu yang diajarkan masyarakat sana. "Tapi yang harus
dijaga adalah kelestarian pulau beserta seluruh habitat laut di kawasan itu sebagai daya tarik
wisata pulaunya," katanya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar